
Asa Parawisata Setelah Herd Immunity
Lombok Timur – Sektor Pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia Februari 2020 lalu. Diberlakukanya pembatasan perjalanan serta kunjungan wisatawan lokal maupun luar negeri membuat sektor pariwisata terpuruk.
Sektor pariwisata kian terpuruk setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan penutupan destinasi wisata yang mengakibatkan sektor ini lumpuh total.
Tak terkecuali sektor pariwisata di Pulau Lombok, hususnya Lombok Timur. Sektor parawisata di Gumi Selaparang ini lumpuh total.
Sejak kasus positif Covid-19 pertama ditemukan Maret 2020 lalu, Bupati Lombok Timur mengeluarkan kebijakan tegas dengan menutup seluruh tempat-tempat wisata, serta membatasi kegiatan maupun aktivitas masyarakat dengan tujuan mencegah penularan virus ini semakin meluas.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lombok Timur, Eka Busran mengatakan, dampak pandemi sangat di rasakan oleh pelaku wisata utamanya yang mengandalkan pangsa pasar wisatawan mancanegara. Adanya pembatasan kunjungan wisatawan, pembatasan kegiatan dan aktivitas masyarakat, serta ditutupnya tempat tempat wisata menyebabkan sektor wisata sangat terpuruk.
“Kami yang pengelola hotel utamanya di wilayah selatan yang mengandalkan wisatawan mancanegara sangat terpuruk dengan dampak pandemi ini,” ungkapnya
Keterpurukan Ekonomi khususnya sektor Pariwisata ini membuat Pemerintah Kabupaten Lombok Timur mengerahkan seluruh kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) maupun anggaran untuk menangani pandemi ini, dengan membentuk satuan gugus tugas Penanganan Percepatan Pandemi Covid-19. Usaha tersebut tidak sia sia, hasilnya penularan virus ini bisa di kendalikan.
Keberhasilan penanganan tersebut memunculkan asa baru untuk bisa bangkit dari dampak pandemi, terlebih ditemukannya vaksin Covid-19.
Asa kebangkitan tersebut semakin besar saat Pemerintah Kabupaten Lombok Timur membuka pencanangan vaksin Covid-19 dengan sasaran pertama yaitu tenaga kesehatan, Sabtu, 1 Februari 2020.
Sejak dimulainya pencanangan vaksinasi tersebut, Pemkab Lombok Timur bertekad untuk mencapai target vaksin herd immunity secepatnya. Untuk mengejar target tersebut, penanganan yang sama dilakukan dengan membentuk Satuan Tugas Percepatan Vaksinasi Covid-19.
Setelah tim Satgas Percepatan Vaksin terbentuk, Pemkab Lombok Timur terus bekerja keras dan mengerahkan seluruh kemampuan untuk mengejar target herd immunity dengan membuka layanan vaksin massal. Dalam proses vaksinasi ini, seluruh steak holder terkait dilibatkan, mulai dari anggota Polri, TNI hingga jajaran pemerintahan terendah yaitu RT, RW, Kadus, Pemerintah Desa, Camat, sampai ke seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dengan melibatkan banyak pihak tersebut, suntik vaksin massal di gelar setiap hari tanpa hari libur dengan jargon “tiada hari tanpa vaksin”.
Dengan usaha tersebut akhirnya pada 8 November 2021, Pemkab Lotim mampu mencapai target herd immunity vaksinasi Covid-19 hingga 70,21 persen. Target tersebut lebih cepat terealisasi satu bulan dari target awal 19 Desember 2021.
Setelah mencapai target herd immunity, asa kebangkitan dari dampak pandemi semakin terasa. Sektor ekonomi khususnya di sektor parawisata yang paling terdampak perlahan mulai tumbuh, setelah pemerintah melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat maupun perjalanan antar daerah.
“Alhamdulillah setelah vaksin mencapai target herd immunity, pemerintah melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat, sehingga mulai ada kunjungan wisatawan meskipun hanya sebatas wisatawan lokal,” ungkap Eka.
Eka berharap pandemi ini cepat berakhir sehingga geliat parawisata bisa cepat normal kembali seperti semula.
Harapan yang sama juga di utarakan pelaku wisata Lombok Timur, Zohri Rahman, herd immunity yang berhasil di capai pemerintah Lombok Timur merupakan angin segar bagi pertumbuhan wisata di Gumi Selaparang setelah lebih dari satu tahun terpuruk akibat pandemi Covid-19.
“Sampai saat ini, herd immunity ini belum terlalu berdampak bagi pariwisata khususnya kunjungan tamu manca negara, hal itu juga karena kaitannya dengan adanya PPKM Level 3 menjelang natal dan tahun baru,” ungkap pemilik Hotel Green Ory Tete Batu ini.
Menurutnya, harapan akan bangkitnya pariwisata itu tetap ada, karena geliat wisata baru akan terlihat mulai bulan Maret 2022 mendatang. Oleh karenanya, momen saat ini dimanfaatkan untuk memperbaiki dan membangun sinergi antar sesama stakeholder yang memilki kesamaan visi tentang itu.
“Bisa saja di tahun 2022 yang di mulai bulan Maret baru akan keliatan geliat pariwisata,” Ungkapnya.
Sekertaris Daerah Lombok Timur M. Juaini Taopik mengatakan, setelah mencapai herd immunity, sektor pariwisata berangsur mulai pulih seperti sektor sektor lain yang terdampak.
“Alhamdulillah, kita patut bersyukur di tengah pandemi sektor pariwisata berangsur-angsur pulih, semboyan, no Vaksin no Holiday itu sangat bagus untuk memastikan pariwisata jalan tapi covid terkendali,” imbuhnya.(rhl/ltg)