
Bakar Kitab Tafsir Quran, Demi Konten?
Mataram – Tiga orang pemuda asal Lombok Tengah viral karena membakar kitab tafsir Al Quran. Video saat pihak kepolisian datang ke rumah pelaku juga tidak lepas menjadi konten media sosial terduga pelaku pembakar kitab.
Apakah membakar kitab tafsir merupakan bentuk protes terhadap prilaku umat muslim atau hanya sekedar mencari sensasi demi konten dan subscriber?
Begitu pemberitaan tentang ulah tiga orang lelaki asal Lombok Tengah yang viral karena membakar dua kitab tafsir Al Quran menyebar, media ini langsung menelusuri akun media sosial Habib Fatria yang diduga merupakan akun pelaku pembakar kitab tafsir Ibnu Katsir 12 hari yang lalu.
Dari penelusuran media ini, terdapat beberapa video yang saling terkait dengan video pembakaran kitab tafsir itu.
Diantaranya adalah video berdurasi 15 menit saat pihak Kepolisian Resort Lombok Tengah mendatangi rumah terduga pelaku. Dalam video yang diberi judul “polisi dateng joq balengq, Alhamdulillah…” itu telah ditonton 1.7 ribu kali sejak diposting 1 hari yang lalu. Dalam video itu, terduga pelaku memberi alasan kepada polisi alasan mereka membakar kitab tafsir ulama mashur itu.
“Yang saya bakar itu bukan Al Quran tapi buku tafsirnya…” kata salah seorang pelaku yang tidak terlihat jelas karena video diambil dari belakang kerumunan orang.
Selain video itu, akun sosial media Habib Fatria itu juga mengunggah video saat mereka diamankan di Mapolres Lombok Tengah. Ketiga orang itu menunjukan sikap acuh dan bahagia karena merasa sukses mendapat perhatian warga melalui video yang mereka unggah itu.
“…Ngopi pagi di mushalla polres. Eee… tunggu kejutan dari kami” kata si pembakar kitab sambil tertawa mengolok.
Selain kedua video itu, akun yang baru memiliki 208 subscriber itu juga memposting beberapa video yang masih terkait dengan eksistensi ulama tafsir dengan kitab-kitab karangannya. Bahkan dalam salah satu videonya, akun itu juga menyebut Majlis Ulama aneh dan biar terkenal. Beberapa dari video akun itu hanya ditonton beberapa kali.
Akun media sosial Habib Fatria itu mulai banyak ditonton setelah memposting pembakaran kitab tafsir 12 hari yang lalu. Penonton akun itu melejit 100 kali lipat setelah konten yang diduga melecehkan agama dan ulama diposting berkali kali.
Saat ini, ketiga pelaku pembakaran kitab tafsir itu telah diamankan Kepolisian Resort Lombok Tengah. Pihak kepolisian belum mengungkap motif pelaku pembakaran kitab tafsir tersebut.
Semoga saja ada sanksi yang diberikan agar tidak ada lagi konten konten kreator yang memburu subscriber dengan konten konten negatif.(shd/mtr)