Di Tengah Pandemi Covid-19, Laju PDRB Lotim Terbaik Di NTB
Selong – Meskipun pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 mengalami perlambatan akibat dampak pandemi covid-19, tetapi laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lombok Timur masih yang terbaik di Nusa Tenggara Barat, jika mengesampingkan sektor pertambangan atau tanpa bijih logam.
Hal tersebut berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) per-26 Februari, dimana Lombok Timur menduduki posisi Kabupaten dengan kontraksi ekonomi terendah diantara seluruh Kabupaten/Kota yang ada di NTB. Artinya, Lombok Timur merupakan Kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di NTB sepanjang tahun 2020.
Sekertaris Daerah Kabupaten Lombok Timur M. Juaini Taufik mengatakan, PDRB Lotim Terbaik di NTB akibat keunggulan dalam sektor pertanian. Sektor ini menurutnya menjadi suatu keuntungan karena sifatnya yang relatif konsisten, berbeda dengan sektor pariwisata yang mengalami penurunan cukup signifikan selama pandemi Covid-19.
“kita berharap ke depannya sektor pertanian harus terus dimaksimalkan” Ungkapnya.
Selain sektor pertanian, Kabupaten Lombok Timur juga diuntungkan dengan adanya pertambangan galian c yang berkontribusi meningkatkan sektor perdagangan.
Sementara itu, kepala BPS Lombok Timur L. Putradi mengatakan, pandemi Covid 19 mempengaruhi ekonomi hampir seluruh daerah di indonesia. Ekonomi Nusa Tenggara Barat mengalami kontraksi atau disebut juga pertumbuhan minus sebesar -5,19%. Angka kontraksi ekonomi provinsi tersebut merupakan rata-rata kontraksi ekonomi seluruh Kabupaten/Kota di provinsi NTB. Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Barat merupakan penyumbang angka kontraksi tertinggi sebanyak masing-masing -7,44% dan -7,04%. Sementara itu kontraksi pertumbuhan ekonomi kabupaten Lombok timur hanya -3,10%, merupakan daerah dengan kontraksi ekonomi ter-rendah dari seluruh kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat.
Menurut Putradi kontraksi ekonomi di Lombok Timur disebabkan menurunnya pertumbuhan di 3 sektor yang memiliki kontribusi paling besar dalam perekonomian daerah, diantaranya sektor pertanian yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -0,39%, sektor perdagangan sebesar -3,65%, dan sektor kontruksi sebesar -14,83%.
Sektor pertanian mengalami pertumbuhan minus dikarenakan beberapa komoditas dominan mengalami penurunan produksi. Padi menurun akibat adanya pergeseran waktu tanam, Jagung menurun 35%, cabe rawit 45% dan tembakau virginia 24%.
Menurunnya produksi tembakau virginia disebabkan berkurangnya luas lahan dan menurun hampir 50% dibandingkan dengan tahun 2019. Sedangkan untuk sektor perdagangan, nilai tambah yang muncul dipengaruhi nilai jual yang dihasilkan sektor-sektor lain. Sementara itu, sektor konstruksi menurun karena aktivitas konstruksi pemerintah, baik APBD maupun APBN 2020 turun hingga 44% akibat pemangkasan anggaran.(rhel/ltm)