FESyar KTI 2020 Resmi Dibuka, Gubernur Minta Ekosistem Syariah di NTB Harus Diasah
Mataram- Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia (KTI) tahun 2020, resmi dibuka oleh Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, Rabu, 19 Agustus 2020. Dengan mengambil tema “Mendorong Ekonomi Syariah sebagai Penggerak Ekonomi Regional Pasca Penerepan New Normal”, acara tersebut diselenggarakan di Aula Kantor Bank Indonesia Perwakilan NTB. Fesyar di NTB sendiri mewakili pelaksanaan di regional Kawasan Indonesia Timur yang berlangsung selama 10 hari, sejak tanggal 18 Agustus hingga 28 Agustus 2020.
Gubernur NTB dalam kesempatan ini mengatakan bahwa ekonomi syariah di wilayah NTB bukanlah sesuatu yang baru. Karena seperti diketahui Bank NTB telah menjelma menjadi Bank NTB Syariah dan memiliki kinerja yang sangat baik dan mampu membuktikan hal tersebut kepada masyarakat luas.
“Meskipun Bank NTB jadi Bank NTB Syariah, tapi tidak menutup kemungkinan berpartisipasi pemeluk keyakinan yang berbeda. 20%-30% karyawan Bank NTB Syariah itu non-muslim, tetapi Alhamdulillah dengan visi dan misi yang sama suasananya sangat inklusif dan kinerjanya menggembirakan,” tuturnya.
Menurut Gubernur yang dikenal sebagai Bapak UMKM tersebut, ekosistem syariah di NTB harus diasah, sebab NTB dikenal sebagai pelopor Halal Touris Destination bukan hanya skala regional dan nasional tetapi juga internasional. Untuk itu, Gubernur berharap Fesyar ini menjadi salah satu upaya untuk OJK mengedukasi masyarakat NTB khususnya masyarakat Kawasan Timur Indonesia melek finansial di bidang syariah.
“Oleh karena itu, jika ekosistem ekonomi syariah itu semakin digiatkan di NTB saya kira posisinya akan lebih tajam lagi. Mudah-mudahan festival ekonomi syariah ini, literasi keuangan jadi intensif lagi sehingga masyarakat NTB khususnya masyarakat Indonesia Timur jadi melek finansial,” jelas Gubernur.
Terakhir, Gubernur mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia beserta jajarannya, Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Keuangan, serta Masyarakat Ekonomi Syariah yang telah melakukan terobosan dan inovasi untuk membantu pembangunan di NTB.
“Sekali lagi terima kasih, mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan support kami,” tutupnya.
Sementara itu, secara virtual Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rusmaya Hadi mengatakan pandemi saat ini berdampak pada pergerakan ekonomi. Hal tersebut juga turut dirasakan oleh UMKM yang memberikan kontribusi 60% kepada Produk Domestik Bruto (PBD) Nasional. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan 68% UMKM mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, baik dibidang penjualan, modal, permasalahan distribusi serta pemasokan bahan mentah.
“Di tengah cobaan yang kita hadapi saat ini, stabilitas perekonomian dan sistem keuangan itu tetap terjaga. Alhamdulillah, kami juga telah melihat adanya indikasi perbaikan atau pemulihan ekonomi terutama pasca relaksasi pengembangan SDM,” jelasnya.
Meskipun kinerja ekonomi belum stabil seperti semula, Ia mengatakan besar harapannya pemulihan ekonomi ini akan terus berlanjut. Selain itu juga Ia berharap adanya optimalisasi dan digitalisasi dalam kegiatan ekonomi salah satunya pada kegiatan UMKM.
“Kita harus cepat melakukan adaptasi aktivitas perekonomian di era new normal. Kita harus betul-betul bisa menyesuaikan dan mendorong terciptanya sumber pertumbuhan yang akan menjadi penggerak di masa new normal,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dalam hal ini peran ekonomi dan keuangan syariah sangat penting. Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, perlu memanfaatkan peluang ini sebagai global player pada ekonomi dan keuangan syariah.
“Kita tidak ingin, tidak mau tertinggal dan kembali hanya menjadi market dari produk industri halal. Indonesia sudah tercatat sebagai konsumen makanan halal terbesar, pasar busana muslim ketiga, dan wisata halal kelima terbesar di dunia.”
Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Achris Sarwani mengatakan dengan adanya penyelenggaraan ini ia berharap dapat membawa manfaat yang besar khususnya bagi pengembangan ekonomi syariah dan perekonomian nasional pada umumnya.
“Semoga Allah SWT meridhoi segala ikhtiar kita,” tutupnya.
Kemudian acara ini dilanjutkan dengan penyerahan program sosial Bank Indonesia oleh Gubernur NTB kepada beberapa pesanteren dan sekaligus melaunching uang baru pecahan Rp. 75.000 edisi khusus kemerdekaan Republik Indonesia.