HARUM Tata Pesisir dan Siapkan Rusun untuk Nelayan Dorong Potensi Kelautan dan Pariwisata
H Mohan Roliskana bersilaturrahmi dengan warga dan tokoh masyarakat di Lingkungan Pandansalas, Kelurahan Mayura, Cakranegara, Kamis (19/11) lalu.

HARUM Tata Pesisir dan Siapkan Rusun untuk Nelayan Dorong Potensi Kelautan dan Pariwisata

Mataram – Potensi besar dalam sektor kelautan di Mataram berbanding lurus dengan tantangan yang dihadapi. Keberadaan nelayan dari muara Meninting di Utara hingga pesisir Mapak di selatan menyisakan sejumlah persoalan yang membutuhkan solusi komprehensip. Terutama menyangkut kesejahteraan nelayan dan penataan kawasan.

Khusus untuntuk nelayan saat ini sejumlah persoalan klasik yang dihadapi. Diantaranya menyangkut tambatan perahu. Di musim musim tertentu para nelayan sulit untuk menyandarkan sampan di pesisir Mataram.
Mereka harus lebih ke utara ke kawasan wisata Batulayar-Senggigi. Hal ini kerap menjadi persoalan dengan pengelola kawasan wisata. Wisatawan terhalang menikmati pantai oleh barisan sampan yang menepi.
Terkait hal ini pasangah H Mohan Roliskana – TGH Mujiburrahman (Harum) telah merancang pembangunan dermaga khusus agar nelayan. Jalur yang memungkinkan nelayan masuk ke muara baik di Jangkuk maupun Meninting.
“Kedepan kita akan menyiapkan alat pengeruk reguler yang bisa mengurai sedimentasi di muara. Sehingga sampan bisa masuk ke sungai dan menempatkan perahunya,” ujar Calon Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana.
Bersamaan dengan itu Pemkot akan memperkuat koordinasi dengan pusat untuk melanjutkan program pembangunan jetty di muara suangai. Jetty ini sekaligus sebagai pemecah ombak pencegah abrasi di muara. Program ini sempat tertunda menyusul pandemi korona.

Kesejahteraan Nelayan
Sementara itu untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan bantuan dan pelatihan akan terus ditingkatkan. Terutama untuk pelatihan pengolahan produk turunan hasil laut bagi keluarga nelayan. Sehingga hasil tangkap nelayan tidak hanya dijual dalam bentuk ikan mentah. Namun dapat menghasilkan produk turunan dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
“Pendambingan bagi istri-istri dan keluarga nelayan ini akan terus kita tingkatkan. Sehingga mereka memiliki sandaran lain untuk penghidupan terutama di musim-musim dimana nelayan tak bisa melaut,” imbuhnya.
Saat ini terdapat sekitar 1450 nelayan di Mataram. Bantuan dalam bentuk pelatihan dan peralatan tangkap memang telah dilakukan dalam 10 tahun terakhir ini. Namun H Mohan bertekad bantuan ini akan terus ditingkatkan demi kesejahteraan para nelayan.

Penataan Pesisir
Bersamaan dengan itu wacana penataan pesisir dengan membangun tanggul dan jalur inspeksi di sepanjang pesisir akan diwujudkan. Pembangunan jalur dan tanggul ini tidak hanya untuk mencegah banjir dan abrasi. Lebih dari itu pembangunan ini akan membuka lapangan usaha baru bagi warga pesisir.
“Ketika kawasan pesisir kita lebih tertata peluang untuk menguatkan destinasi wisata pantai akan terbuka. Hal ini akan memberi peluang lebih bagi warga kita di pesisir untuk mengembangkan usaha. Rumah makan, produk olahan ikan hingga jasa wisata lainnya. Semuanya akan lebih terbuka,” sambungnya.
Pembangunan jalur ini sekaligus untuk memperkuat branding Ampenan sebagai destinasi wisata sejarah dan maritim. Jalur inspeksi akan membentang dari utara keselatan akan memudahkan kunjungan dan penataan. Kemudian jalur ini sekaligus menjadi solusi mengurai kemacetan di Ampenan dan Kebon Roek serta jalur evakuasi ketika bencana tiba.

“Rencana ini terus kita matangkan dan kita koordinasikan dengan pemerintah pusat untuk pendanaannya,” sambung H Mohan.

Rusun Nelayan
Sementara itu terkait penataan permukiman pesisir saat ini Pemkot Mataram telah membebaskan lahan di Kelurahan Bintaro Jaya. Pemkot bersama pemerintah pusat akan membangun tiga unit rumah susun di atasnya. Hal ini akan menjadi solusi bagi warga terutama korban penggusuran sengketa lahan di Pondok Perasi.
“Ini sekaligus solusi untuk pemukiman tidak layak huni. Pemilihan lokasi Bintaro Jaya sebagai lokasi juga agar warga yang sebagian besar nelayan tidak jauh dari laut yang menjadi sumber ekonomi,” imbuhnya.
Pemukiman ini juga akan menjadi bagian dari pilot project rumah susun bagi warga. Keterbatasan lahan di mataram mengharuskan warga beradaptasi dengan hunian vertical. Hal ini akan menjadi solusi jangka panjang untuk penyediaan rumah layak huni bagi warga.

“Ini menjadi bagian dari rencana prioritas kami. Karena itu kami mohon doa restu dan dukungan warga untuk bersama sama memilih di Pilwali 9 Desember nanti,” tutupnya.(*)

CATEGORIES

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )