Ibu-Ibu Menggotong Keranda Mayat, Petuah Tetua untuk Hentikan Musibah Kematian
Mataram-Beberapa waktu lalu, jagat maya dihebohkan oleh munculnya sebuah video yang memperlihatkan ibu-ibu yang tengah menggotong keranda untuk dibawa ke tempat pemakaman yang diikuti dengan keterangan yang bertuliskan bahwa hal tersebut, dilakukan dengan harapan tidak ada lagi yang meninggal dunia secara beruntun. Terdapat pula keterangan yang bertuliskan bahwa kejadian tersebut berlokasi di Lingkungan Taman Kapitan, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan/ Kota Mataram.
Camat Ampenan, Muzakir Walad yang dikonfirmasi video viral tersebut bahwa kejadian tersebut berada di Lingkungan Taman Kapitan. Muzakir menjelaskan, jika selama lebih dari sepekan, sudah ada 17 orang yang telah meninggal dunia di Lingkungannya. Namun, Ia menegaskan, dari ke 17 orang yang meninggal tersebut, tak satupun yang terkena covid-19 melainkan karena penyakit lain. Karena itu, sudah menjadi tradisi di Lingkungan nya dilakukan penggotongan jenazah oleh kaum hawa, agar musibah kematian tidak berlanjut.
“Ibu-ibu tetap menjaga protokol kesehatan, mereka jamaah perempuan pakai masker. Sepekan ini memang sempat menjadi pertanyaan apakah ada covid atau tidak dan sudah sepekan ini sudah 17 orang meninggal dunia, tapi tidak semuanya kartu covid 19” ujarnya.
Disebutkan Muzakir, bahwa lingkungan yang dipimpinnya saat ini berstatus zona kuning, lantaran ada satu orang warganya yang terkonfirmasi positif covid-19.
Sementara itu, salah seorang tokoh agama setempat mengatakan, bahwa berdasarkan agama hal tersebut tidak melanggar aturan dan dalam Islam masuk hukum makruh tanjih. Apa yang dilakukan ibu-ibu tersebut dilakukan berdasarkan petuah orang tua mereka dulu yang pernah menghadapi musibah serupa, yaitu kematian beruntun.
Diharapkan, dengan turunnya ibu-ibu, kasih sayang Allah kepada makhluknya dapat ikut turun, sehingga tidak lagi terjadi kematian beruntun.
“Jadi ketika ada jamaah yang tanya kepada Nabi, kepada siapa harus berbakti, Nabi menjawab sampai tiga kali kepada ibu, barang kali dengan ibu-ibu ini turun, kasih sayang Allah juga akan turun, tidak ada yang bertentangan dengan agama” terangnya.
Ditambahkannya, makna dari apa yang dilakukan orang para ibu ibu tersebut, tersirat bahwa mereka siap berpartisipasi manakala terjadi suatu hal yang tidak kita harapkan seperti halnya musibah. (ris/mtr)