Ini Alasan MHT Putuskan Karantina di Bali
Foto:MHT Sedang Melakukan Rapid Test di Mataram (irham/lomboktvnews.com)

Ini Alasan MHT Putuskan Karantina di Bali

Mataram- Penetapan status salah satu anggota DPRD Kota Mataram berinisial MHT sebagai salah satu pasien positif Corona terus menjadi sorotan. MHT yang memiliki riwayat perjalanan ke Gowa Makasar, terkonfirmasi positif Covid-19 setelah hasil Pemeriksaan Swab-nya di Rumah Sakit Unram dinyatakan Positif Corona, di hari yang sama  beredar hasil PCR yang di keluarkan Rumah sakit Sanglah Bali , terkonfirmasi MHT negative Covid-19.
Namun sorotan tidak berhenti sampai disitu. Secara mengejutkan MHT juga memilih melakukan perjalanan ke Bali, dalam statusnya sebagai pasien dalam pengawasan.
Terkait polemik yang terjadi terkait dirinya MHT pun akhirnya angkat bicara. Melalui sambungan telepon MHT menolak jika di tuding telah melanggar protokol penanganan Covid-19, Selama ini dirinya sudah pro aktif menjalankan protokol penanganan Covid-19. Sesuai araham pimpinan Jamaah Tabligh, Semua jamaah yang hasil rapid tesnya reaktif, wajib menjalani protokol penanganan covid19 yang sudah di tetapkan pemerintah, dan dirinya pun sudah melakukan swab di Rumah Sakit Unram pada Rabu 22 April 2020.
“Sebelumnya saya sempat di swab di RS Unram, tapi lama keluarnya hasilnya sampai 6 hari, sementara secara mendadak saya di hubungi kerabat di Singaraja Bali , saya di minta untuk menghadiri acara keluarga,” kata MHT kepada Lomboktvnews Rabu (29/4/2020}.
MHT mengatakan, sesampainya di Denpasar, ia tidak langsung ke Singaraja, Namun memilih ke RSTPN Udayana untuk menjalani rapid test, dan hasilnya reaktif, sehingga pada Minggu 26 April 2020, dirinya pun menjalani swab, lalu hasilnya Negatif.
Saat ini, ia pun masih tengah menjalani tengah menjalani perawatan intensif di RSTPN Udayana Bali dalam kondisi baik menunggu pemeriksaan sampel kedua. Dan jika hasil swab kedua dinyatakan Negatif MHT pun di izinkan untuk pulang.
“Alhamdulillah hasil swab negatif, tinggal menunggu kontak dari dokter untuk swab kedua, jika kembali negatif saya di izinkan pulang, tapi karena lockdown kemungkinan saya tidak bisa pulang ke Mataram, dan akan tinggal di Rumah Keluarga di Singaraja,” Ungkapnya.
MHT juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Gugus Tugas Covid-19 , terutama Gugus Tugas Percepatanan Penanganan Covid-19 Kota Mataram yang selama ini maksimal menangani pasien covid-19 dari klaster gowa.
Namun tidak ada Sesutu yang sempurna, MHT juga mengkrtisi system penanganan petugas terhadap jamaah cluster Gowa, termasuk dirinya yang terkesan refresif. Sehingga memicu munculnya stigma negatif masyarakat terhadap seluruh jamaah tabligh yang sudah pro aktif melaporkan diri, sejak awal kedatangan dari Gowa.
“ Saya sayangkan kok heboh sekali cara petugas menangani klaster Gowa, artinya kepanikan ini tidak hanya masyarakat yang buat tapi juga petugas yang menangi, sampai-sampai status saya yang positif corona di umumkan lewat speaker masjid, hal itu justru membuat keluarga panik, “ ungkapnya.
Menurutnya, semestinya pemerintah secara persuasive memanggil teman-teman jamaah tabligh, sehingga tidak memicu kepanikan publik , terlebih sudah ada perintah dari para pimpinan agar semua jamaah pro aktif menjalankan arahan pemerintah.
‘’ selama ini semua jamaah sudah bisa menerima dan siap patuh menjalankan protokol covid-19, inshaallah ujian ini akan usai, bahkan dengan status saya sebagai pasien positif, semua keluarga sudah saya minta untuk segera melakukan rapid test,” Pungkasnya.(irhm/mtr)

CATEGORIES

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )