
Kasus Kades Dopang, AKAD Sampaikan Permohonan Maaf
Lombok Barat – Menyusul viral nya aksi kepala Desa Dopang terhadap tenaga pendidik di SDN Dopang, mendapat tanggapan ketua Asosiasi Kepala Desa (AKAD) Lombok Barat, Sahril. Ia meminta semua pihak tidak menanggapi kasus tersebut secara berlebihan, dan menghargai upaya perdamaian yang telah dilakukan kedua belah pihak. Sahril memahami dan menghargai reaksi masyarakat, nitizem dan pegiat sosial media, khususnya kalangan pendidik. Namun, ia juga berharap semua pihak dapat memahami apa yang melatarbelakangi sikap oknum guru maupun kades Dopang dalam video viral itu. Sahril juga berharap kejadian ini dapat dijadikan pelajaran bagi semua pihak, khususnya tenaga pengajar dan pejabat. Menurutnya, tenaga pendidikan telah dibekali dengan teknik dan konsep pendidikan yang sesuai dengan aturan yang ada, dan pejabat juga tidak dibenarkan menunjukkan sikap arogan ataupun reaksi yang berlebihan terhadap satu masalah.
“Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, terlebih telah meresahkan bagi guru atau dewan guru sehingga muncul berbagai statement, tanpa bermaksud membela siapapun, tapi perlu diketahui bahwa persoalan itu tidak serta merta muncul langsung marah, tapi ada hal lain yang terjadi sebelumnya. Tapi bagaimanapun itu tidak dibenarkan, dan kita ambil hikmahnya,” terang Sahril.
Ia juga memahami pendapat maupun komentar berbagai kalangan atas kasus tersebut, namun diharapkan semua pihak dapat menahan diri. Dan, diselesaikan dengan cara damai. Semua pihak juga diharapkan dapat menghargai upaya perdamaian yang telah dilakukan.
“Kami hargai penilaian daripada netizen, masyarakat maupun penggiat media, tapi ini semua sudah terjadi dan mohon untuk kita hargai apa yang sudah disepakati bersama dalam bentuk surat pernyataan perdamaian yang sudah dituangkan dalam kesepakatan bersama dan dianggap selesai,” harap Sahril.
Atas nama Asosiasi Kepala Desa Nusa Tenggara Barat, dimana Kades Dopang merupakan salah satu anggotanya, Sahril pun menyampaikan permohonan maaf atas sikap Kades Dopang terhadap tenaga pendidik, yang dinilai kurang etis. Namun, ia juga berharap semua pihak dapat memahami reaksi Kades Dopang saat menerima informasi atas perlakuan oknum guru pada anak didiknya yang juga merupakan anak dari salah seorang warganya.
“Kami meminta maaf atas apa yang dilakukan oleh anggota kami semoga tidak terulang kembali,” tutupnya. (rif/lbr)