Lalu Wahidin Ciptakan Mesin Pengupas Biji Mete
Mataram – Seorang Kepala Lingkungan Anshor Kelurahan Jempong Baru Kota Mataram, berhasil menciptakan mesin teknologi pengupas biji mete dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai.
Berkat keuletan dan kegigihan serta ketekunannya, Lalu Wahidin berhasil penciptakan mesin yang dapat membantu memudahkan pekerjaan itu.
Lalu Wahidin mengaku, awal mula ia membuat mesin pengupas biji mete ini terinspirasi dari banyak negara yang memiliki alat canggih untuk mengupas biji mete, sehingga ia pun membuat percobaan alat selama dua tahun.
“Saya coba analisa menggunakan kayu dan coba rakit, saya coba dorong-dorong rekayasa. Saya berpikir ini bisa dan saya coba beli bahan-bahan dari bahan sepeda bekas yang murah dan terus saya berusaha. Saya hampir menyerah dan akhirnya saya bisa dengan temuan ini,” urai Wahidin.
Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti, mengatakan, pihkanya akan melakukan pendampingan terhadap Lalu Wahidin untuk mendaptakan hak paten mesin yang telah dibuatnya.
“Ini pak Kaling terus berinovasi biji mete diolah harus diolah dan ini sejalan dengan mimpi besar Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur, bahwa industrialisasi itu memang akan menghadirkan kesejahteraan, meningkatkan nilai tambah dan terbukti ketika biji mete bisa di olah oleh pak Kaling bisa menyerap tenaga kerjanya 20 orang,” sebut Nuryanti.
Lalu Wahidin menciptakan alat pengayak atau pemisah biji mete dari seng bekas, dan pemanas biji mete yang terbuat dari alat pemasak nasi yang tidak terpakai ditempel di lempengan besi, sehingga menghasilkan panas.
Dengan adanya mesin pengupas biji mete ini, menjadi mesin pertama di Indonesia kategori mesin pengupas biji mete yang mampu meningkatkan omzet dan menekan biaya produksi, yang awalnya lima juta perhari, menjadi hanya Rp. 200 ribu per hari.
Wahidin berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan dan produksi massal alat ciptaannya tersebut.(sar/mtr)