
Marak Alih Fungsi Lahan, KLU Optimalisasi Seribu Hektar Lahan Kering
KLU – Pembangunan kantor bupati Lombok Utara di lahan produktif yang sudah mulai dikerjakan tahun ini menjadi fakta masifnya praktik alih fungsi lahan di Bumi Tioq Tata Tunaq-Lombok Utara. Terlebih, bupati setempat merencanakan pembangunan berkelanjutan untuk beberapa kantor pemerintahan yang dipastikan akan kembali menggunakan lahan lahan produktif yang luasnya semakin menyusut.
Menurut data Bapeda, dari 62.000 Hektar luas kabupaten termuda itu, 75,7 persen atau seluas 47,700 hektar merupakan lahan kering yang hasil buminya sangat minim. Sedangkan lahan pertanian produktif yang dimiliki KLU hanya 7,4 ribu hektar yang saban hari kian menyusut karena alih fungsi lahan.
Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan KLU akan melakukan optimalisasi lahan kering dengan menggunakan dana bantuan pemerintah pusat.
“Untuk mengganti lahan yang dialihfungsikan, tahun ini ada program optimalisasi lahan kering, berupa bantuan dari pemerintah pusat seluas 1.000 hektar dalan bentuk bantuan,” terang Tresnahadi.
Tresnahadi menambahkan, jika kondisi saat ini praktik alih fungsi lahan di KLU tidak bisa dihindarkan. Selain karena faktor pertumbuhan penduduk, masifnya pembangunan perumahan dan pemukiman, serta perkantoran menjadi penyebab menyusutnya lahan pertanian produktif yang dapat mengancam ketahanan pangan kabupaten lombok utara.
Selain melakukan optimalisasi seribu lahan kering menggunakan dana bantuan pemerintah pusat, DKP3 KLU juga tengah menyusun Raperda perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang bertujuan melindungi lahan-lahan produktif dari praktik alih fungsi lahan.(shd/klu)