Maulana Syaikh Sebut Kata Hultah Pada Hultah NWDI Tidak Boleh Dirubah

Ketua PB NW, Maulana Syaikh TGKH. Lalu Gede Zainuddin Atssani

Lombok Timur – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Wathan NW Maulana Syaikh TGKH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Ats Sani menyatakan bahwa mama Hultah ini merupakan kata sakral yang diwariskan oleh Al-magfurullah Maulana Syaikh TGKH. Zainuddin Abdul Madjid, sehingga tidak boleh sembarangan untuk dirubah.

“Kata Hultah ini merupakan warisan sehingga ini tidak boleh dirubah. Ini warisan karena ditentukan oleh Al-magfurullah, ini di hajatkan untuk perjuangan,” terangnya.

Sementara Hultah ini adalah untuk mensyukuri berdirinya madrasah NWDI yang pertama yaitu pada tahun 1937 dimana saat didirikan kondisi bangsa lagi terpuruk, sehingga pendiriannya penuh dengan perjuangan.

“Pada saat itu kondisi sangat terpuruk, Beliau terus mengisi kemerdekaan dengan mengisi madrasah,” imbuhnya.

Kemudian setelah NWDI, didirikan madrasah NBDI didirikan pada tahun 1941. Kemudian dari alumni ini berdiri banyak madrasah cabang. Sehingga untuk mengakomodir seluruh madrasah yang ada didirikan organisasi Nahdlatul Wathan pada tahun 1953, untuk mengontrol, mengorganisir dan memanajmen madrasah yang ada.

“Makanya masyarakat harus bisa membedakan Hultah ini untuk mensyukuri berdirinya madarasah NWDI, sedangkan berdirinya NW kita sebut Hadi,” imbuhnya.

Lanjut Maulana Syaikh, dari catatan saat ini total jumlah madrasah yang ada dibawah NW sebanyak 2027 Madrasah di seluruh Indonesia yaitu di 38 Provinsi.

“NW saat ini menaungi banyak2027 madrasah di seluruh Indonesia,” tutupnya. (RL)

CATEGORIES

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )