Perekrutan CPMI Ke Malaysia Dihentikan
Lombok Timur – Pemerintah Malyasia untuk sementara menghentikan perekrutan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI). Perusahaan penyalur PMI untuk sementara tidak diperbolehkan untuk melakukan perekrutan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Timur (Lotim), Muhamad Khairi mengatakan, perekrutan dihentikan sementara oleh pemerintah Malaysia karena banyak perusahaan penyalur PMI tidak bisa memenuhi target job yang dibebankan untuk diisi. Pemerintah Malaysia untuk sementara akan menghabiskan job yang tidak terisi dari negara lain.
“Job yang telah diberikan terlalu lama tidak bisa terisi sehingga pemberangkatan CPMI menjadi lama. Kerajaan Malaysia memutuskan untuk menghabiskan job yang ada dengan mempercepat pemberangkatan CPMI dan menyetop perekrutan CPMI baru,” terang Khairi Selasa (30/4/24).
Selain itu juga dikarenakan proses pengurusan visa yang dihentikan sementara oleh pemerintah Malaysia. Alasannya untuk melakukan penertiban administrasi para CPMI yang masuk ke Malaysia.
“Tujuannya untuk mencegah banyaknya PMI yang masuk melalui jalur non-prosedural atau ilegal,” ucapnya.
Karena persoalan ini, pemerintah Malaysia sebut Khairi saat ini tengah melakukan evaluasi sistem perekrutan CPMI. Karenanya pihaknya tidak mengetahui pasti sampai kapan perekrutan dihentikan. Sementara CPMI yang telah melakukan pendaftaran sebelum penghentian perekrutan sudah diberangkatkan semua.
“Posisi kita sekarang menunggu keputusan dari Malaysia kapan dibuka kembali,” imbuhnya.
Penghentian perekrutan ini berdampak cukup besar terhadap Lotim, karena Malaysia menjadi negara paling banyak yang dituju oleh CPMI dari Lotim. Disebutkan, data tahun lalu jumlah CPMI yang mendaftar sebanyak 10 ribu orang, dan itu didominasi tujuan ke Malaysia.
“Semua CPMI tujuan Malaysia ini sudah berangkat tidak ada yang tertunda. Justru dipercepat pemberangkatannya,” katanya.
Minat warga Lotim untuk bekerja ke Malaysia masih sangat tinggi. Kondisi itu disebabkan karena Negera Malaysia secara budaya dan bahasa tidak jauh beda dengan Indonesia. Termasuk biaya ke Malaysia juga lebih murah dan proses administrasinya lebih cepat dibandingkan bekerja ke negara lain. Selain itu job di Malaysia tidak membutuhkan skill khusus, karena kebanyakan bekerja di ladang dan perkebunan.
“Kalau ke negara-negara lain seperti ke Taiwan, Arab Saudi, Korea dan negara-negara lain itu biayanya cukup mahal dan membutuhkan keahlian khusus, kalau ke Malaysia kan tidak terlalu dilihat,” pungkasnya.(Rhl)