
Peternak Ayam Petelur Protes, Dinas Perdagangan NTB Tak Mampu Berbuat Banyak
Mataram-Menyusul aksi protes sejumlah pengusaha ayam petelur di Kabupaten Lombok Timur yang resah dengan masuknya telur dari luar daerah yang berdampak pada anjloknya harga telur dipasaran, dinas terkait pun melakukan survey harga telur.
Menanggapi munculnya gelombang protes dari para peternak ayam petelur di Lombok Timur, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Fathurrahman mengatakan, berdasarkan pantauan di tiga pasar induk, yakni Kebon Roek, Bertais, dan Pagesangan harga telur masih tergolong normal dan masih berada di kisaran Rp. 39.000 hingga Rp. 41.000 per trai.
Terkait datangnya telur asal luar daerah dan dijual dengan rate harga yang lebih murah dibanding yang dijual peternak lokal, Fathurrahman mengaku tidak dapat berbuat banyak, karena hal tersebut merupakan hal yang wajar. Karena pada dasarnya NTB pun kerap mengirimkan komoditi pasarnya ke luar daerah.
“Hasil survey kita di tiga tempat pasar induk harga telur ras masih normal, mudahan lah nanti lebih baik harganya. Semua orang makan telur, tapi yang bahaya telur tidak ada dan harga nya tinggi” ujarnya.
Fathurrahman mengaku, bahwa harga yang ditawarkan oleh peternak telur dari luar daerah masih terbilang normal karena harga eceran tertinggi di NTB untuk telur seharga Rp. 25.000 per kilo gram.
Menurut Fathurrahman, sama seperti komoditi lainnya harga telur bersifat fluktuatif, tergantung dari kebutuhan dan ketersediaan barang maka belum di perlukan regulasi khusus untuk mengatur hal tersebut.(ris/mtr)