
Presean, Olahraga Ekstrim Yang Menjunjung Tinggi Sportivitas
Mataram – Olah raga tradisional presean sebagai salah satu olahraga yang tergolong ekstrim sangat digemari oleh masyarakat berbagai kalangan. Namun meski ekstrim, tak pernah sekalipun olah raga tradisional yang mulai dikenal publik nasional dan dunia itu berakhir dengan adu jotos apalagi tawuran massa. Hal itu disebabkan karena presean merupakan olahraga tradisional yang menjunjung tinggi sportivitas dan bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar pepadu dan juga penontonnya.
Setelah hampir tiga tahun tak diizinkan menggelar aksi tarung, para penggemar, pepadu dan padepokan akhirnya bisa bersilaturahmi kembali dalam gelaran tarung pepadu angoh mayura jilid 1 yang diadakan disitus sejarah Lombok, Mayura sejak tanggal 13 dan berakhir hari ini,18 Mei 2022.
Setiap hari, ratusan penonton berkumpul di Lapangan Mayura untuk menyaksikan pepadu-pepadu terbaik sepulau lombok saling adu strategi dan ketangkasan.
Sejak hari pertama digelar hingga partai penutup sore ini, pertarungan gladiator ala sasak ini tidak pernah diwarnai dengan aksi aksi kekerasan, baik antar pepadu maupun antar penonton dan suporter.
Itulah salah satu sisi menarik dan indahnya budaya presean suku sasak ini. Meski tergolong olahraga ekstrim, namun tak pernah terdengar tarung pepadu berakhir dengan adu jotos apalagi perkelahian massa. Olahraga tradisional itu saling mempertontonkan jiwa kesatria para pepadu, saat pertarungan usai digelar. Saling rangkul saling peluk, meminta maaf jika ada salah tindak selama pertarungan.
Selain menjunjung tinggi nilai nilai sportivitas, presean yang dikenal olahraga keras juga secara histori tujuannya bukan untuk memukul kalah lawan. Sebagaimana yang sering disampaikan para host presean selama ini, peresean bertujuan untuk menjalin serta mempererat tali silaturajhim antar pepadu dengan pepadu dan pepadu dengan penonton.
Pun demikian, berdasarkan penuturan ketua panitia pelaksana, perang pepadu yang akan berakhir sore ini dengan penampilan pepadu-pepadu legendaris dan terbaik juga mendapati beberapa kendala dalam pengurusan izin. Namun setelah melengkapi beberapa perayaratan, para penggemar dan pelaku olahraga tradisional itu akhirnya dapat menggelar pertarungan yang menjadi tontonan dan hiburan tersendiri bagi masyarakat pulau lombok.
“Memang agak lama juga baru kita mendapatkan ijin karena pandemi ini, setelah satu bulan prosesnya akhirnya kita mendapatkan ijin penyelenggaraan,” aku Ojah Junaidi, ketua Panitia.(shd/mtr)