Pupuk Seharga Emas, Petani Menjerit,  Pemerintah Lepas Tangan

Pupuk Seharga Emas, Petani Menjerit, Pemerintah Lepas Tangan

Loteng – Sejumlah petani menilai pemerintah gagal menstabilkan dan menjaga harga maupun stok bersubsidi pada musim tanam tahun ini. Para petani masih menjerit kesulitan mendapatkan pupuk subsidi. Jika pun ada, harganya selangit dan tak mungkin terjangkau terutama oleh petani kelas ekonomi menengah ke bawah. Hingga memasuki awal tahun 2022, sejumlah petani di Lombok Tengah, masih kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga terjangkau. Pupuk yang beredar di tingkat pengecer harganya selangit.
Menurut pengakuan salah seorang petani, Wahyudin, harga pupuk bersubsidi jenis urea saat ini masih diatas Rp. 600.000 per kwintal. Bahkan, untuk pupuk non subsidi tembus diatas satu juta. Wahyudin yang juga merupakan mantan tenaga kerja Indonesia ini, mengaku kesulitan dan tak mampu untuk membeli pupuk yang biasanya hanya diharga Rp. 400.000.
Ia pun terpaksa, untuk sementara menggunakan pupuk organik dari kotoran sapi agar tanaman padinya yang sudah masuk umur dua bulan pertumbuhannya tidak terhambat.
“Susah cari nya, kalaupun ada harganya mahal, kalau beli eceran jatuhnya jadi satu juta, harapan kita secepatnya harganya diturunkan,” harapnya.
Wahyudin dan petani lainnya di Lombok Tengah, berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk memastikan ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau, pemerintah diminta tidak lepas tangan, dengan membiarkan para pengepul dan pengecer pupuk menari diatas penderitaan para petani.
Jika kondisi ini terus terjadi dalam satu dua bulan kedepan, maka dipastikan hasil produksi padi akan mengalami penurunan drastis, karena tidak maksimal akibat kurangnya asupan pupuk.(ddy/ltg)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus ( )