Ridwan Hidayat Bantah Proyek Sumur Bor di PMI Senilai 1,7 Miliar
Mataram-Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Nusa Tenggara Barat (NTB), Ridwan Hidayat membantah tudingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) LIDIK NTB, terkait proyek sumur bor PMI yang belum terbayar senilai Rp.1,7 miliar. Ketua penanggulangan bencana PMI NTB sekaligus kuasa hukum Ridwan Hidayat, Hasan Asy’ari, menegaskan bahwa tidak ada program pembuatan sumur bor di PMI NTB, Surat Perintah Kontrak (SPK) yang disampaikan LIDIK merupakan SPK bodong. Termasuk nilai proyek yang belum terbayarkan sebesar Rp 1,7 miliar tidak ada.
Selain memberikan bantahan, Hasan juga menyampaikan pihak nya juga sudah melaporkan Sahabudin, Ketua LIDIK NTB ke Polda NTB, karena dianggap telah melakukan fitnah dan pencemaran nama baik Ketua PMI NTB, Ridwan Hidayat.
“Tidak ada kontrak terkait sumur bor itu, dan kami sudah melakukan langkah hukum dengan melaporkan saudara Sahabudin ke Direskrimum Polda NTB”, tandas Hasan.
Hasan juga menyampaikan bahwa sumur bor yang diadukan LIDIK NTB, sudah ada dan bukan merupakan program PMI. Namun, karena aspirasi masyarakat, maka PMI NTB berusaha menjanjikan bantuan untuk mencarikan solusi untuk membayar kontraktor yang telah mengerjakan sumur bor.
Sebelumnya, LSM LIDIK NTB mendatangi kantor DPRD NTB terkait dugaan proyek sumur bor di sepuluh titik yang belum dibayarkan oleh PMI NTB sebesar Rp. 1,7 miliar. LIDIK NTB mengancam akan menyegel kantor PMI NTB jika hutang tersebut tidak dibayar.(ddy/mtr)