Soal Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga, Masyarakat Diminta Tak “Panic Buying”
Mataram – Warga dari sejumlah lingkungan di Kecamatan Sekarbela, Jum’at (4/2/2022) pagi, berbondong-bondong mendatangi kantor Lurah Kekalik Jaya. Warga yang didominasi ibu rumah tangga ini, rela mengantri untuk membeli minyak goreng dengan harga Rp. 14.000 per liter.
Dalam operasi pasar murah ini, jumlah minyak goreng yang bisa dibeli warga dibatasi. Setiap warga hanya diperbolehkan membeli maksimal 2 liter minyak goreng.
Kepala bidang barang pokok dan penting pada dinas perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida menjelaskan, pada giat operasi pasar ini, pihaknya menyiapkan sebanyak 720 liter minyak goreng.
Dikatakannya, selain sebagai upaya mengendalikan harga, operasi pasar ini juga menjadi bagian dari upaya, guna memastikan program minyak goreng subsidi yang digelontorkan pemerintah, penyalurannya tepat sasaran.
Sri menambahkan, program minyak goreng satu harga Rp. 14 000 per liter akan terus dikawal, sehingga program tersebut berjalan efektif di Lapangan.
Dari hasil sidak yang dilakukan, hampir semua ritel maupun swalayan modern di Kota Mataram, sudah melaksanakan program pemerintah dengan menjual minyak goreng subsidi Rp. 14.000 per liter.
Hanya saja, program minyak goreng satu harga itu, belum sepenuhnya berjalan di pasar tradisional. Sampai saat ini, masih terdapat sekitar 40 persen pedagang di Pasar Tradisional, masih menjual minyak goreng dengan harga lama.
Operasi pasar murah ini menurutnya, merupakan bagian dari upaya dalam membantu masyarakat, mendapatkan minyak goreng dengan harga murah.
“Kita ke Kecamatan, supaya merata. Karena kalau di pasar ritel sudah jalan, tapi kalau di pasar tradisional baru 60 persen, dengan adanya kegiatan ini bisa lah membantu masyarakat yang belum mendapatkan harga Rp. 14.0000 per liternya,” terang Sri.
Ia menjelaskan, program minyak goreng satu harga Rp. 14.000 per liter direncanakan akan berlangsung selama 6 bulan kedepan.
Saat ini, stok minyak goreng untuk wilayah NTB, termasuk Kota Mataram terbilang masih aman, karena untuk pelaksanaan program ini, pemerintah menggelontorkan sekitar 250 juta liter bulan.
Sri menghimbau masyarakat, agar tidak perlu panic buying, karena hal itu tidak hanya merugikan masyarakat, namun juga berpotensi menyebabkan terjadinya praktek penimbunan oleh oknum tak bertanggung jawab.(irh/mtr)