Tak Punya Sertifikat Vaksin, Siswa Tidak Bisa Akses Layanan Pendidikan

Tak Punya Sertifikat Vaksin, Siswa Tidak Bisa Akses Layanan Pendidikan

Mataram-Dinas Pendidikan Kota Mataram akan mengeluarkan kebijakan mewajibkan seluruh siswa, terutama pelajar jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat untuk menjalani vaksinasi covid-19.
Kedepan, siswa yang belum memiliki sertifikat vaksin, terancam tidak dapat mengakses sejumlah layanan pendidikan, seperti mengikuti ujian hingga tidak bisa mengikuti program beasiswa.
Dinas Pendidikan Kota Mataram, bekerjasama dengan pihak kepolisian dan TNI secara masif mulai menggencarkan kegiatan vaksinasi untuk para pelajar dijenjang SMP sederajat.
Tercatat, lebih dari 12 ribu pelajar, menjadi target kegiatan vaksinasi tersebut, mereka tersebar di lebih dari 40 sekolah jenjang SMP sederajat di Mataram, baik negeri maupun swasta.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Lalu Fatwir Uzali mengatakan, kegiatan vaksinasi di sekolah merupakan bagian dari upaya mempercepat capaian vaksinasi untuk kalangan anak berusia 12 tahun sampai 17 tahun.
Dijelaskannya, salah satu kendala yang dihadapi dalam melakukan kegiatan vaksinasi untuk kelangan pelajar yakni adanya pandangan negatif dari para orang tua terhadap kegiatan pemberian vaksin. Respon negatif atas kegiatan vaksinasi covid-19 tersebut, berimbas pada rendahnya capaian vaksinasi, dan akibatnya banyak orang tua yang tidak mengizinkan anak-anak mereka menjalani vaksin. Disisi lain, program vaksinasi covid-19 menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi potensi penularan covid-19 di lingkungan sekolah.
Atas kondisi tersebut, pihaknya pun mewacanakan akan menjadikan sertifikat vaksin sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh siswa untuk dapat mengakses layanan pendidikan.
Nantinya, setiap siswa yang belum divaksin, tidak akan di izinkan mengikuti ujian sekolah serta terancam tidak bisa mengikuti program untuk mendapatkan beasiswa.
Menurutnya, kebijakan yang diwacanakan itu, semata-mata untuk melindungi siswa dan semua warga sekolah dari potensi penularan virus corona.
“Sekarang ini, banyak yang takut orang tuanya. Itu yang kita mau hilangkan. Kita tidak mau melihat dari sisi hak azasi, tapi kita lihatnya ini murni masalah kesehatan. Bagaimana anak-anak kita mau belajar kalau sakit. Kita hanya ingin anak-anak kita semuanya di vaksin” ujar Fatwir.
Sementara itu, sejumlah kepala sekolah di Mataram, mengaku belum mendapatkan informasi terkait kebijakan tersebut.
Namun mereka berharap, kebijakan tersebut dikaji ulang, karena dikhawatirkan akan memicu pro dan kontra di tengah masyarakat.
Namun, jika kebijakan itu resmi diberlakukan, mereka berharap, kebijakan tersebut dikeluarkan secara formal. Sehingga pihaknya, memiliki landasan untuk memberikan penjelasan kepada orang tua siswa yang kontra dengan kebijakan tersebut.(irh/mtr)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS

Wordpress (0)
Disqus (0 )